Selain memahami bahwa berinvestasi saham dapat sangat menguntungkan,
sebaliknya,tidak dinafikkan bahwa dalam berinvestasi saham tetap saja
mengandung kemungkinan yang riskan. Risiko–risiko investasi saham di
bawah ini diperkenalkan untuk membantu para investor semakin memahami
mapping tentang dunia dan iklim perinvestasian, khususnya investasi
saham. Para investor yang handal, bukan menyerah melihat adanya risiko.
Mereka menjadi handal karena selalu berlatih dalam mengambil tindakan
atas risiko-risiko yang sudah menghadang di depan mata.
Risiko-risiko investasi saham tersebut antara lain:
1. Capital Loss
Adalah kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi di mana
investor menjual saham dengan harga lebih rendah dari harga beli.
Sebagai contoh, saham PT.123 yang di beli dengan harga Rp. 3.000,00 per
saham, lalu harga saham tersebut terus mengalami penurunan hingga
mencapai Rp. 1.500,00 per saham. Karena khawatir harga saham tersebut
akan terus turun, investor menjual di harga Rp. 1.500,00 tersebut
sehingga mengalami kerugian sebesar Rp. 1.500,00 per saham.
2. Risiko Likuidasi
Risiko investasi saham ke dua berbentuk risiko likuiditas merupakan
risiko yang bisa terjadi karena saham yang dimiliki tak dapat dijual
dengan cepat atau pada harga yang dikehendaki. Misalnya, memiliki saham
123 yang telah dibeli pada harga Rp. 4.000,00 per lembar dan akan dijual
pada harga Rp 5.000,00, namun, saham 123 tersebut sulit terjual pada
harga Rp. 5.000,00 per lembar pada transaksi hari ini kecuali apabila
dijual pada harga yang lebih rendah dari harga yang dikehendaki
tersebut. Bentuk risiko likuidiasi yang lain adalah perusahaan yang
sahamnya dimiliki dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan, atau perusahaan
tersebut dibubarkan. Menyangkut masalah ini, hak klaim dari pemegang
saham mendapat prioritas paling akhir setelah semua kewajiban perusahaan
dapat dilunasi (termasuk dari hasil penjualan kekayaan perusahaan).
Bila masih ada sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan
bersangkutan, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada
seluruh jajaran pemegang saham. Namun apabila tidak terdapat sisa
kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tak akan menerima hasil dari
likuidasi tersebut. Kasus seperti ini merupakan risiko yang paling berat
yang mungkin dihadapi pemegang saham. Oleh karena itu, seorang pemegang
saham dituntut untuk secara rutin mengikuti perkembangan perusahaan. Continue Reading...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar