Kamis, 25 September 2014

Berinvestasi di Pasar Uang

Anda ingin tetap membiakkan duit yang akan Anda gunakan dalam jangka pendek? Untuk memenuhi hasrat ini, Anda bisa mencoba menginvestasikan dana Anda di dalam instrumen pasar uang (money market). Instrumen ini mirip dengan instrumen surat uang atau obligasi, tapi jangka waktu jatuh temponya sangat pendek. Karenanya, ia memiliki sifat sangat konservatif dan risikonya rendah.

Betul, bursa saham dan obligasi memang bisa mendatangkan untung tinggi untuk investor. Tapi, ibarat roller coaster, fluktuasinya sering membuat sebagian investor sakit perut. Nah, sebagai alternatif, investor bisa menjajal investasi di pasar uang.

Sebenarnya, pasar uang ini lebih banyak dimanfaatkan oleh perusahaan besar atau pemerintah untuk mengatur kebutuhan dana tunai jangka pendeknya. Namun, investor individu bisa mencicipi investasi di pasar uang melalui berbagai instrumen.

Sejatinya, pasar uang merupakan salah satu bagian pasar pendapatan tetap alias fixed income. 
Umumnya, kita menganggap bahwa instrumen pendapatan tetap sama dengan obligasi. Padahal, obligasi hanyalah salah satu bentuk instrumen pendapatan tetap.

Nah, instrumen pasar uang juga masuk kategori ini. Bedanya, pasar uang hanya mencakup surat utang berjangka sangat pendek (di bawah satu tahun).
 
Investasi di pasar uang sering disebut juga investasi tunai (cash investment) karena jangka waktu jatuh tempo investasi itu sangat pendek. Instrumen ini umumnya berbentuk surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah, institusi keuangan, dan perusahaan besar.

Instrumen ini juga sangat likuid dan sangat aman. Namun, karena sifatnya sangat konservatif, tingkat keuntungannya (return) biasanya kalah jauh jika dibandingkan berbagai surat berharga lainnya.
Salah satu perbedaan instrumen pasar uang dan saham adalah bahwa ia umumnya diperdagangkan dalam nilai nominal yang besar. Hal inilah yang sering membuat investor individu agak sulit memilikinya. Continue Reading...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar