Selasa, 16 September 2014

Lebih Jauh Tentang Risiko Inflasi Dalam Investasi Reksa Dana

Potensi kerugian hanya salah satu risiko yang dapat dihadapi investor. Inflasi adalah risiko lain yang semua investor akan hadapi. Inflasi merupakan bias umum dalam perekonomian ke arah kenaikan harga barang dan jasa. Meskipun menyimpan uang Anda dalam celengan Semar, atau celengan macan atau celengan Winnie The Pooh atau piggy bank  buat mereka yang senang celengan babi  akan kenghilangkan risiko bahwa Anda akan kehilangan uang Anda dalam investasi yang buruk, tabungan ini tetap terkena kerusakan akibat inflasi.

Setiap tahun, inflasi bahkan menurunkan 1%, 2% atau 3% nilai uang di tabungan  kita. Ini berarti bahwa dalam jangka panjang uang ini akan semakin  jauh lebih sedikit nilainya. Misalnya ketika kita memiliki tabungan Rp. 1.000.000,00 di tahun 1990, uang tersebut akan dapat digunakan untuk berbelanja lebih banyak hal dibandingkan jika jumlah yang sama kita miliki di tahun 2014. Bagaimana Anda menghindari risiko yang ditimbulkan oleh inflasi? Sekali lagi, dengan menginvestasikan uang Anda. Karena inflasi, tingkat potensi pengembalian rendah (meskipun terdapat sedikit risiko kerugian) akan menuai lebih sedikit keuntungan dalam jangka panjang daripada yang lain investasi yang membawa risiko lebih tinggi.

Mari kita lihat reksa dana pasar uang, yang memiliki potensi risiko kecil. Reksa ana ini secara historis telah mempertahankan nilai aset bersih sebesar Rp. 10.000,00 per saham dan berusaha untuk menawarkan suku bunga yang kompetitif. Ketika inflasi rendah, suku bunga umumnya juga rendah, yang berarti bahwa reksa dana pasar uang akan membayar hanya sebagian kecil di atas suku bunga yang berlaku. Pada saat  tingkat suku bunga tinggi, reksa dana pasar uang akan membayar bunga lebih, namun karena inflasi tinggi, Anda mungkin tak akan benar-benar menyadari keuntungan itu Continue Reading...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar