Potensi kerugian hanya salah satu risiko yang dapat dihadapi
investor. Inflasi adalah risiko lain yang semua investor akan hadapi.
Inflasi merupakan bias umum dalam perekonomian ke arah kenaikan harga
barang dan jasa. Meskipun menyimpan uang Anda dalam celengan Semar, atau
celengan macan atau celengan Winnie The Pooh atau piggy bank buat
mereka yang senang celengan babi akan kenghilangkan risiko bahwa Anda
akan kehilangan uang Anda dalam investasi yang buruk, tabungan ini tetap
terkena kerusakan akibat inflasi.
Setiap tahun, inflasi bahkan
menurunkan 1%, 2% atau 3% nilai uang di tabungan kita. Ini berarti
bahwa dalam jangka panjang uang ini akan semakin jauh lebih sedikit
nilainya. Misalnya ketika kita memiliki tabungan Rp. 1.000.000,00 di
tahun 1990, uang tersebut akan dapat digunakan untuk berbelanja lebih
banyak hal dibandingkan jika jumlah yang sama kita miliki di tahun 2014.
Bagaimana Anda menghindari risiko yang ditimbulkan oleh inflasi? Sekali
lagi, dengan menginvestasikan uang Anda. Karena inflasi, tingkat
potensi pengembalian rendah (meskipun terdapat sedikit risiko kerugian)
akan menuai lebih sedikit keuntungan dalam jangka panjang daripada yang
lain investasi yang membawa risiko lebih tinggi.
Mari kita lihat
reksa dana pasar uang, yang memiliki potensi risiko kecil. Reksa ana ini
secara historis telah mempertahankan nilai aset bersih sebesar Rp.
10.000,00 per saham dan berusaha untuk menawarkan suku bunga yang
kompetitif. Ketika inflasi rendah, suku bunga umumnya juga rendah, yang
berarti bahwa reksa dana pasar uang akan membayar hanya sebagian kecil
di atas suku bunga yang berlaku. Pada saat tingkat suku bunga tinggi,
reksa dana pasar uang akan membayar bunga lebih, namun karena inflasi
tinggi, Anda mungkin tak akan benar-benar menyadari keuntungan itu Continue Reading...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar