Suatu pagi saya mendengarkan radio di mana penyiarnya bertanya kepada
para pendengar apakah mereka menyimpan rahasia keuangan dari pasangan
mereka. Banyak sekali pendengar menelpon dan menceritakan tentang
rahasia mereka untuk didengar semua orang. Tentu saja kebanyakan dari
penelpon memakai nama samaran untuk menyembunyikan jati diri mereka.
Orang-orang itu membeberkan tentang simpanan uang di bank, uang kontan
tersembunyi, bonus dari kantor, kartu kredit, semua itu dirahasiakan
dari pasangan mereka. Bahkan ada yang merahasiakan pembelian barang yang
berharga dari pasangan mereka.
Sewaktu saya mendengarkan setiap
cerita, mau tak mau saya mengingat apa saja yang saya lakukan yang
berkaitan dengan keuangan keluarga saya. Saya memang tidak berbuat
kesalahan besar seperti salah satu penelpon itu, namun saya tidak selalu
meminta saran istri saya sebelum membeli sesuatu.
Kadang hal ini
menimbulkan perselisihan dalam rumah tangga, istri saya merasa diabaikan
dan saya merasa diperlakukan seperti anak kecil. Perselisihan kami
sering menjadi sengit seiring dengan memuncaknya suara dan emosi. Bila
masalah ini tidak segera diselesaikan akibatnya ketegangan muncul
disertai perasaan tidak suka dan kesal.
Ada artikel di situs
CNNMoney yang berjudul "Selingkuh Keuangan: Menangkap Pasangan yang
Menipu," karya Jessica Dickler. Antara lain katanya, Perselingkuhan yang
bisa menghancurkan rumah tangga tidak terbatas hanya dalam soal cinta.
Baik itu dalam hal menyembunyikan barang yang kita beli, simpanan uang
di bank, bonus dari kantor, semua itu merupakan selingkuh keuangan yang
dapat menghancurkan rumah tangga." Continue Reading...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar