Edukasi - Biarkan uang bekerja untuk kita. Pepatah ini lazim digunakan untuk mengibaratkan pentingnya berinvestasi.
Anda
tidak perlu menunggu penghasilan besar. Silakan Anda memanfaatkan jurus
investasi untuk memperbesar net asset. Apalagi, kini banyak instrumen
investasi yang dirancang bagi perorangan.
Eko Endarto, perencana
keuangan dari Finansia Consulting, membagi tipe investasi dalam tiga
kelompok: investasi jangka pendek, jangka menengah, dan investasi jangka
panjang. "Idealnya, kita menyisihkan minimal 20% penghasilan bulanan
untuk berinvestasi," kata dia.
Golongan investor jangka pendek
biasanya keluarga baru. Jika berstatus pekerja, investor tipe ini adalah
orang-orang yang berada di tengah tangga kariernya. Biasanya pula,
mereka masih membutuhkan banyak biaya untuk membesarkan sekaligus
menyekolahkan anak.
Investasi yang pas untuk keluarga seperti ini
adalah investasi jangka pendek. "Kami tak akan menyarankan keluarga
dengan profil seperti ini membeli produk investasi berisiko tinggi,"
kata Eko.
Golongan investor jangka menengah adalah keluarga yang
telah memiliki anak usia SMP atau SMA. Keluarga seperti ini sebaiknya
mulai berkonsentrasi untuk investasi jangka menengah dan panjang, di
luar mencukupi kebutuhan tempat tinggal ataupun mobil.
Fokus
keluarga seperti ini tak lagi mencari harta, tapi memperbanyak harta.
Porsi pengeluaran rutin mereka tak lagi terlalu besar dibanding
penghasilan. Mereka yang masuk kelompok ini adalah orang yang sudah
berumur di atas 40 tahun.
Eko menyarankan mereka membenamkan duit
untuk investasi yang bersifat jangka menengah dan panjang, dengan risiko
sedikit lebih tinggi.
Tipe ketiga adalah keluarga yang perlu
berinvestasi jangka panjang. Mereka adalah golongan masyarakat yang
telah menjelang masa pensiun, dan telah mencapai puncak karier. Ini saat
paling tepat untuk melikuidasi timbunan aset Continue Reading...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar