Perencanaan Keuangan
- Keperkasaan dollar Amerika Serikat (AS) sepanjang tahun lalu
berlanjut hingga kalender berganti menjadi tahun 2015. Tengok saja,
indeks dollar AS, yang mengukur bobot the greenback versus mata uang
utama dunia, terus melejit tinggi. Sampai Rabu (7/1), indeks dollar di
pasar spot AS menembus posisi 91,82. Level itu merupakan yang tertinggi
dalam 10 tahun terakhir.
Kebanyakan valuta di dunia terkapar
melawan dollar AS. Tak terkecuali, mata uang Garuda, yaitu rupiah.
Sepanjang 2013 sampai 2014 tutup buku, nilai tukar rupiah versus the
greenback menurut Bank Indonesia (BI) melemah hampir 28%. Tekanan
terhadap rupiah semakin kuat jelang akhir tahun lalu, di mana nilai
tukar rupiah nyaris menembus Rp 13.000 per dollar AS.
Tahun 2015,
dominasi dollar AS diperkirakan masih tetap kuat menekan rupiah. Rencana
kenaikan bunga The Federal Reserves, bank sentral AS, yang sudah
menjadi spekulasi pasar sejak tahun lalu akan tetap menjadi pendulum
yang mengayun kekuatan otot the greenback melawan valuta lain di dunia,
termasuk rupiah.
Di sisi lain, kondisi makroekonomi domestik juga
masih rentan. Neraca berjalan masih defisit, pengetatan moneter kian
memperlambat laju ekonomi, komitmen pemerintah baru menggenjot
pembangunan infrastruktur masih menjadi pertanyaan. Alhasil, otot rupiah
tahun ini sulit diharapkan menguat kembali seperti kisaran awal 2013
silam.
Banyak analis memprediksi, kisaran nilai tukar rupiah akan
bergerak antara Rp 12.000–Rp 12.700 per dollar AS. Dalam perubahan
Anggaran dan Belanja Negara (APBN-P), pemerintah memakai asumsi kurs
dollar AS senilai Rp 12.200. Dengan kata lain, rupiah sulit untuk
kembali ke kisaran Rp 11.000, apalagi Rp 9.000, seperti beberapa tahun
lalu.
Bagi Anda yang memiliki simpanan dana atau penghasilan dalam
dollar AS, kejatuhan nilai tukar rupiah bisa jadi menjadi berkah besar.
Sebaliknya, bagi Anda yang memiliki kebutuhan dana dalam dollar AS,
harga the greenback yang makin mahal jelas bikin kepala pusing. Tanpa
langkah antisipasi yang jelas, kebutuhan dollar AS Anda berisiko tidak
terpenuhi dengan semestinya. Misalnya, untuk biaya sekolah anak di luar
negeri, biaya naik haji atau ziarah rohani ke mancanegara, biaya liburan
ke negeri orang, dan lain sebagainya Continue Reading...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar