Perencanaan Keuangan
- Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, masih melemah di
level Rp13.000. Bahkan, pada perdagangan Senin 30 Maret 2015, rupiah
berada di Rp13.075 per dolar AS.
Kenaikan harga dolar yang
signifikan memicu kenaikan harga barang di berbagai sektor, terutama
pangan. Bagi ekspor, kenaikan dolar menjadi berkah. Namun, mereka yang
bergantung pada sektor impor harus gigit jari menanggung kerugian yang
cukup besar.
Saat ini, produk pangan Indonesia, seperti beras dan kedelai, yang merupakan makanan pokok di Indonesia, didapat dari impor.
Untuk
informasi Anda, beras dan kedelai dipergunakan sebagai bahan beraneka
makanan olahan. Mulai tempe, tahu, kecap, hingga bubur ayam yang jadi
sarapan pagi kaum urban. Naiknya harga dolar membuat harga makanan yang
murah meriah tersebut bisa ikut naik.
Nah, di tengah menurunnya
nilai jual rupiah, bagaimana caranya supaya kita memperoleh ketahanan
pangan yang menguat, sekaligus menahan laju inflasi dompet bulanan Anda?
Silahkan pelajari beberapa tips dan triknya di bawah:
Pakai produk dalam negeri, lokal juga tidak kalah keren
Tahukah
Anda, kalau selain beras dan kedelai, kita juga mengimpor tepung
terigu. Pernahkah berpikir daripada membeli produk impor, lebih baik
kita membeli bahan makanan ke petani lokal?
Selain mendukung produksi petani sendiri, harga yang Anda dapat pastinya lebih murah, karena berasal dari tangan pertama.
Makanan lain yang bisa Anda peroleh dari produsen lokal, antara lain telur dan daging ayam, juga susu sapi.
Membeli
langsung kepada peternak lokal juga mengurangi risiko tertular penyakit
dari daging impor. Ayo segera datangi petani dan peternak lokal di
daerah Anda Continue Reading...
Selain menghemat pengeluaran, membeli langsung kepada peternak lokal juga mengurangi risiko tertular penyakit dari daging impor. pojokinvestasi.com
BalasHapus