Perencanaan Keuangan
- Uang muka yang mungil kerap menggoda orang untuk membeli mobil secara
kredit. Lihat saja cara pemasaran mobil di pusat-pusat perbelanjaan.
Lembaga pembiayaan yang bekerjasama dengan perusahaan pemasar mobil
tersebut tidak keberatan menerima uang muka hanya 10% dari harga mobil.
Bahkan, ada pula yang berani membebaskan konsumen dari uang muka. Dengan
kata lain, uang muka 0%.
Tak heran, menurut Asosiasi Perusahaan
Pembiayaan Indonesia (APPI), sebagian besar pembelian mobil memakai
fasilitas kredit kendaraan bermotor. Sebesar 70%-80% orang melakukan
kredit untuk memiliki kendaraan bermotor, ungkap Wiwie Kurnia, Ketua
APPI.
Masalahnya, orang kadang kurang menimbang kemampuan mereka
dalam mencicil utang tersebut. Akibatnya, baru beberapa bulan berjalan,
pembayaran angsuran kredit mulai tersendat-sendat, bahkan macet.
Bayang-bayang bahwa mobil kesayangan bakal ditarik pun sudah di depan
mata.
Bukan itu saja risikonya. Kegagalan membayar utang ke
lembaga keuangan itu akan mengakibatkan nama si debitur tercatat dalam
daftar hitam Sistem Informasi Debitur (SID) di Bank Indonesia.
Konsekuensinya, Kalau pernah mengemplang kredit sekali, dia bisa susah
kalau mencoba mencari kredit lain, seperti kredit pemilikan rumah atau
KPR, ujar Eko Endarto, perencana keuangan dari Finansia Consulting.
Nah, kalau sudah begini, celaka tiga belas, bukan?
Namun, ada
benarnya pemeo yang mengatakan, dalam setiap kemalangan, selalu ada
peluang. Potensi kredit macet tersebut rupanya dimanfaatkan sejumlah
lembaga pembiayaan untuk menawarkan fasilitas refinancing. Maksudnya,
mereka menawarkan utang baru untuk menutup utang yang macet Continue Reading...
agen taruhan online sabung ayam s128 | casino online | bola sportsbook | togel online
BalasHapusMinimal Deposit IDR 50.000,- Raih Kemenangan Anda Sekarang Juga 100% Tanpa Bot
Untuk Info, Bisa Hubungi Customer Service Kami ( SIAP MELAYANI 24 JAM ) :
Telegram : +62812-2222-995 / https://t.me/bolavita
Wechat : Bolavita
WA : +62812-2222-995
Line : cs_bolavita