Perencanaan Keuangan
- Kesibukan mengejar karier, berkeluarga, dan memenuhi beragam tuntutan
serta peran dalam berbagai lini kehidupan tidak jarang menjebak
seseorang dalam kondisi stres dan penat. Banyak cara ditempuh seseorang
agar kepenatan dan stres hilang.
Salah satu yang lazim menjadi
katarsis atau pelepas stres seseorang adalah dengan melakukan hobi atau
kegemaran di waktu senggang. Selain menjadi pelepas stres, hobi juga
sering dimafhumi sebagai penanda status atau gaya hidup. Maklum, ongkos
hobi seringkali menguras isi kantong.
Tengok saja pengalaman
Pu-tra Djohan, fotografer dan co-founder Aloke Pictures. Sejak empat
tahun belakangan, Putra gemar mengoleksi jam tangan Casio G-shock. Harga
koleksi Putra yang saat ini sudah mencapai 40-an buah itu antara Rp 1
juta hingga Rp 10 juta. Bahkan, ada satu koleksi dia yang senilai satu
unit mobil.
Hobi mengoleksi benda unik juga dijalani oleh Fetty
Kwartati, Corporate Secretary PT Mitra Adiperkasa Tbk. Setelah
sebelumnya mengoleksi tas-tas branded, kini Fetty tengah getol
mengoleksi kain Nusantara, yaitu batik, tenun, dan songket, terutama
kain kuno atau lawasan. Koleksi Fetty sudah ratusan kain dengan rentang
harga ratusan ribu hingga ratusan juta rupiah. Umur kain koleksi dia ada
yang sudah ratusan tahun. “Mimpi saya adalah memiliki galeri kain
sendiri, suatu saat nanti,” ceritanya.
Membiayai hobi
Fetty
mengaku tidak menyiapkan anggaran khusus untuk membiayai hobinya yang
terbilang mahal tersebut. Ketika datang tawaran kain yang tengah dia
incar, Fetty tak segan langsung membeli. Maklum, barang incarannya
termasuk barang langka sehingga anggarannya juga tidak dia rutinkan.
Walau
begitu, Fetty tidak pernah merasa kesulitan finansial gara-gara berburu
kain. “Hobi tidak lebih prioritas dari kebutuhan pokok, jadi tidak
boleh menyusahkan,” ujarnya.
Sedang Putra mengaku menyisihkan
sebagian pendapatannya untuk kebutuhan hobi, walau penyisihan dana
tersebut tidak rutin. “Jumlah yang saya sisihkan juga tidak banyak dan
nilainya selalu kurang untuk membeli koleksi,” ungkap dia.
Maka
itu, dia juga kerap bersiasat memakai dana yang dialokasikan untuk
penambahan alat fotografi. Pertimbangan Putra, ketika kelak membutuhkan
dana pembelian alat fotografi, dia akan menjual jam koleksi. “Kecuali
ada yang benar-benar langka, saya agak memaksakan diri. Misalnya, gesek
kartu kredit,” cerita dia sambil tertawa.
Maklum, menurut Putra,
pasar sekunder jam Casio G-shock cukup likuid. “Ada koleksi yang saya
beli Rp 1,5 juta, sekarang sudah ditawar Rp 6 juta namun tidak saya
lepas,” kata dia.
Rata-rata koleksi jamnya saat ini harganya sudah
naik Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta per buah. Karena hobinya cukup
menguntungkan, meski menyedot banyak dana atau modal, Putra mengaku jadi
semakin keranjingan mengoleksi.
Menyiapkan anggaran khusus untuk
membiayai hobi juga ditempuh oleh Rony Rahardian, pemilik ONX Studio,
yang hobi mengoleksi die cast, motor gede, dan sepatu Continue Reading...
Kita bisa mengatur suatu hobby malah menghasilkan uang dan bukannya menghabiskan uang asal ada perencanaan matang yang dibuat. pojokinvestasi.com
BalasHapus