Jumat, 20 Maret 2015

Tips Agar Hobi Tidak Membuat Keuangan Anda Berantakan

Perencanaan Keuangan - Kesibukan mengejar karier, berkeluarga, dan memenuhi beragam tuntutan serta peran dalam berbagai lini kehidupan tidak jarang menjebak seseorang dalam kondisi stres dan penat. Banyak cara ditempuh seseorang agar kepenatan dan stres hilang.

Salah satu yang lazim menjadi katarsis atau pelepas stres seseorang adalah dengan melakukan hobi atau kegemaran di waktu senggang. Selain menjadi pelepas stres, hobi juga sering dimafhumi sebagai penanda status atau gaya hidup. Maklum, ongkos hobi seringkali menguras isi kantong.

Tengok saja pengalaman Pu-tra Djohan, fotografer dan co-founder Aloke Pictures. Sejak empat tahun belakangan, Putra gemar mengoleksi jam tangan Casio G-shock. Harga koleksi Putra yang saat ini sudah mencapai 40-an buah itu antara Rp 1 juta hingga Rp 10 juta. Bahkan, ada satu koleksi dia yang senilai satu unit mobil.


Hobi mengoleksi benda unik juga dijalani oleh Fetty Kwartati, Corporate Secretary PT Mitra Adiperkasa Tbk. Setelah sebelumnya mengoleksi tas-tas branded, kini Fetty tengah getol mengoleksi kain Nusantara, yaitu batik, tenun, dan songket, terutama kain kuno atau lawasan. Koleksi Fetty sudah ratusan kain dengan rentang harga ratusan ribu hingga ratusan juta rupiah. Umur kain koleksi dia ada yang sudah ratusan tahun. “Mimpi saya adalah memiliki galeri kain sendiri, suatu saat nanti,” ceritanya.

Membiayai hobi

Fetty mengaku tidak menyiapkan anggaran khusus untuk membiayai hobinya yang terbilang mahal tersebut. Ketika datang tawaran kain yang tengah dia incar, Fetty tak segan langsung membeli. Maklum, barang incarannya termasuk barang langka sehingga anggarannya juga tidak dia rutinkan.
Walau begitu, Fetty tidak pernah merasa kesulitan finansial gara-gara berburu kain. “Hobi tidak lebih prioritas dari kebutuhan pokok, jadi tidak boleh menyusahkan,” ujarnya.

Sedang Putra mengaku menyisihkan sebagian pendapatannya untuk kebutuhan hobi, walau penyisihan dana tersebut tidak rutin. “Jumlah yang saya sisihkan juga tidak  banyak dan nilainya selalu kurang untuk membeli koleksi,” ungkap dia.

Maka itu, dia juga kerap bersiasat memakai dana yang dialokasikan untuk penambahan alat fotografi. Pertimbangan Putra, ketika kelak membutuhkan dana pembelian alat fotografi, dia akan menjual jam koleksi. “Kecuali ada yang benar-benar langka, saya agak memaksakan diri. Misalnya, gesek kartu kredit,” cerita dia sambil tertawa.

Maklum, menurut Putra, pasar sekunder jam Casio G-shock cukup likuid. “Ada koleksi yang saya beli Rp 1,5 juta, sekarang sudah ditawar Rp 6 juta namun tidak saya lepas,” kata dia.

Rata-rata koleksi jamnya saat ini harganya sudah naik Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta per buah. Karena hobinya cukup menguntungkan, meski menyedot banyak dana atau modal, Putra mengaku jadi semakin keranjingan mengoleksi.

Menyiapkan anggaran khusus untuk membiayai hobi juga ditempuh oleh Rony Rahardian, pemilik ONX Studio, yang hobi mengoleksi die cast, motor gede, dan sepatu Continue Reading...

1 komentar:

  1. Kita bisa mengatur suatu hobby malah menghasilkan uang dan bukannya menghabiskan uang asal ada perencanaan matang yang dibuat. pojokinvestasi.com

    BalasHapus