Start-Up Bisnis
- Kegagalan adalah sesuatu yang tertunda. Pepatah ini diyakini sebagai
sesuatu yang benar oleh banyak orang. Pasalnya, kegagalan berbisnis
seringkali dibarengi oleh sejumlah kerugian yang harus ditanggung oleh
pemilik bisnis. Pemilik toko online termasuk ke dalam pihak yang harus
menanggung kerugian seandainya toko online-nya tidak mendapatkan
“tempat” di bisnis dunia maya. Tidak hanya merugi, ancaman kebangkrutan
pastinya akan membayangi penjual serta toko online-nya. Apakah Toko
Online Bangkrut Bisa Sukses Kembali??
Dalam buku berjudul 36
Rahasia Sukses Merek-merek Top karya Ari Satriyo Wibowo, perusahaan
elektronik Sharp disebut sebagai contoh usaha yang berhasil merebut
kembali kepemimpinan pasar setelah bangkrut. Sharp yang terkenal sebagai
juara di bidang produk elektronik sejak tahun 1968 di Indonesia
dikalahkan oleh merek-merek lain seperti Sony, Sanyo, dan National.
Kepemimpinan pasar yang diemban Sharp pun “direbut” oleh merek-merek
tersebut. Sharp tidak lagi menjadi juara di bidang elektronik sebab
merek-merek baru mengeluarkan produk yang lebih modern dan canggih.
Tidak
ingin berlama-lama hanyut dalam kekalahan, Sharp mengubah strategi
pemasarannya. Sharp mengekspor produknya ke negara-negara ASEAN,
Srilanka, dan Nigeria. Sharp bangkit dengan menghadirkan produk-produk
televisi dan juga audio sehingga pangsa pasarnya meluas. Terbukti,
strategi pemasaran baru yang terapkan Sharp mampu mensejajarkan
posisinya kembali dengan merek-merek besar lainnya.
Apa relevansi
bangkitnya Sharp terhadap bisnis online? Jika muncul pertanyaan,
mungkinkah toko online yang telah bangkrut kembali menjadi sukses?
Jawabannya adalah mungkin. Masa depan bisnis–termasuk bisnis
online–bukanlah sesuatu yang bisa diprediksi secara pasti. Pemilik toko
online mungkin saja merasa bahwa angka penjualannya sangat baik pada
hari-hari tertentu. Ia merasa bahwa toko online-nya merajai bidang
bisnis yang digelutinya, sama seperti Sharp. Namun, terlalu puas dengan
angka penjualan saat ini tidaklah menjamin toko online akan langgeng
selama-lamanya.
Kondisi seperti inilah yang membuat banyak penjual
online “terlena” akibat angka penjualan yang baik sehingga tidak
memperhitungkan risiko yang mungkin terjadi di masa depan. Jika ini
terus berlanjut, dampaknya jelas dan pasti: kebangkrutan toko online.
Untuk
bangkit dari keterpurukan bisnis, pemilik toko online pertama-tama
harus memahami alasan toko online-nya bangkrut. “Terlena” dengan
permintaan produk yang tinggi sehingga tidak sadar bahwa kompetitor yang
lebih unggul bermunculan? Atau karena produk yang didagangkan terlalu
seragam dan tidak memiliki nilai lebih sehingga kalah bersaing di
pasaran? Mungkin juga karena alokasi dana yang tidak tepat, apalagi
ketika memulai bisnis dengan modal yang minim? Apapun penyebab
kebangkrutan toko online, penjual pertama-tama harus menyadari alasan di
balik toko online-nya terpuruk Continue Reading...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar