Rabu, 10 Desember 2014

Merencanakan Keuangan yang Matang Bagi Pelaku Bisnis

Kebutuhan hidup kian banyak dan beragam. Apa boleh buat, banyak orang terdorong mencari penghasilan ekstra lewat kerja atau bisnis sampingan (side-job), selain tetap menikmati upah sebagai pegawai. Namun, tak jarang dari mereka akhirnya ingin melepas pekerjaan utama.

Merasakan nikmat rezeki dari pekerjaan sampingan, banyak orang tertarik memulai hidup sebagai wira-swastawan penuh. Mereka tak tertarik lagi bekerja pada orang atau perusahaan lain.

Salah seorang di antaranya adalah Hendi Wibisono, karyawan perusahaan swasta di Jakarta Pusat. Hendi berniat menjalankan bisnis online shopping yang telah dia rintis tiga tahun terakhir, sepenuh waktu (full-time). Namun, dia masih bimbang memikirkan risiko bakal kehilangan anekamacam fasilitas yang selama ini dia dapatkan dari tempat kerjanya.

Kebimbangan seperti itu sangat manusiawi. Namun, seperti kata pepatah, setiap kesuksesan butuh pengorbanan. Setiap pilihan memiliki konsekuensi tersendiri. Keleluasaan menjalankan dan mengeksplorasi bisnis pribadi harus dibayar kehilangan beragam fasilitas sebagai pegawai kantoran.


Ketika melepas status sebagai pegawai, seseorang setidaknya akan kehilangan berbagai jenis fasilitas. Pertama, pendapatan rutin berjumlah tetap. Ini adalah salah satu keunggulan menjadi karyawan. Dengan mengetahui dengan pasti berapa arus dana masuk setiap bulan, Anda bisa leluasa membuat perencanaan keuangan.

Nah, ketika beralih menjadi wiraswastawan, Anda harus siap dengan pendapatan yang tidak menentu. Ujung-ujungnya, perlu dipikirkan bagaimana pengaturan arus kas keluarga kelak.

Kedua, fasilitas kesehatan. Para pegawai umumnya menerima perlindungan kesehatan dari pemberi kerja, baik dalam bentuk asuransi kesehatan maupun dana kesehatan berplafon tertentu. Fasilitas serupa bahkan menjangkau anggota keluarga. Sebagai pengusaha, semua itu harus Anda tanggung sendiri, sepenuhnya.

Ketiga, beragam pendapatan tidak tetap, seperti bonus kinerja dan tunjangan hari raya (THR). Banyak karyawan mengandalkan pendapatan ekstra tersebut untuk memenuhi kebutuhan yang memakan dana besar.

Lagi-lagi, cadangan pendapatan seperti ini tak bisa lagi bisa diharapkan secara rutin, begitu seseorang menjalankan usahanya sendiri. Risiko-risiko tersebut tentu sudah Anda ketahui jauh-jauh hari. Namun, sangat mungkin risiko itu sebanding dengan apa yang akan Anda dapatkan  begitu benar-benar terlepas dari status pegawai.

Supaya tidak berhenti sebatas kebimbangan, sebaiknya Anda mulai menempuh persiapan yang matang, terutama dari segi pengaturan kocek. Jangan sampai upaya Anda meningkatkan taraf hidup, justru tak tercapai hanya karena persiapan yang kurang matang.

Apa saja yang perlu Anda persiapkan? Simak saran dan paparan dari perencana keuangan berikut Continue Reading...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar