Sakit itu mahal. Fakta ini jelas tak terbantahkan. Selain
menghabiskan harta, sakit juga mengurangi kesejahteraan dan kebahagiaan.
Apa enaknya kaya raya tapi sakit-sakitan?
Omong-omong, apa
hubungannya sakit dengan perencanaan keuangan? Pepatah bilang, sedia
payung sebelum hujan. Nah, demi menghadapi masa sakit yang bisa datang
kapan saja, merencanakan biaya kesehatan, terutama di masa pensiun,
jelas mutlak diperlukan.
Pendek kata, kesehatan terjaga keluarga
aman sentosa adalah dambaan setiap insan. Oleh sebab itu, kita harus
jauh-jauh menyiapkan perlindungan kesehatan bagi keluarga.
Tentu
saja, cara paling mudah dan murah menjaga kesehatan adalah berolahraga
serta bergaya hidup sehat. Namun, kita sering melupakan hal sepele itu
karena kesibukan sehari-hari. Walhasil, sakit selalu menjelang dan kita
harus mengeluarkan banyak biaya pengobatan.
Di sinilah pentingnya
merencanakan dan menyiapkan biaya kesehatan. Maklum, biaya mahal
pengobatan gampang menggerus duit kita, bahkan bisa menghabiskan seluruh
harta benda kita. "Makanya, semua orang membutuhkan perlindungan
kesehatan, tanpa terkecuali," tandas Ligwina Poerwo Hananto, Chief
Executive Officer Quantum Magna Financial.
Wajib memiliki
Salah satu cara paling gampang mengantisipasi kebutuhan besar biaya perawatan adalah melalui asuransi kesehatan.
Bahkan, dalam perencanaan keuangan, asuransi kesehatan menjadi menu
wajib, selain asuransi jiwa, perlindungan penyakit kritis, dan asuransi
kecelakaan. "Ini harus dimiliki semua orang," imbuh Prita Hapsari
Ghozie, Chief Financial Planner dari Zap Finance.
Jika penghasilan
Anda murni dari bisnis sendiri, tak ada salahnya menyisihkan sebagian
penghasilan untuk membeli asuransi kesehatan ini. Jika Anda pegawai dan
perusahaan tempat Anda bekerja sudah menanggung biaya kesehatan, ada
baiknya pula tetap mengambil asuransi kesehatan bila dirasa masih
kurang.
Saran para perencana keuangan, pertama, sebelum memilih
asuransi kesehatan, Anda sebaiknya mengetahui rekam jejak kesehatan
keluarga. Pengetahuan ini berguna untuk memastikan ada tidaknya penyakit
bersifat menurun, seperti kencing manis atau diabetes, tekanan darah
tinggi, dan jantung Continue Reading...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar