Asuransi
- Memiliki anak bagi kebanyakan orang menghadirkan kerepotan sekaligus
kebahagiaan tersendiri. Selain tentu saja, disertai tanggungjawab yang
besar.
Anak yang sehat dan lincah menjadi dambaan setiap orangtua.
Namun, banyak orangtua mungkin sepakat bahwa daya tahan tubuh si kecil
yang relatif rapuh membuat anak-anak sering jatuh sakit. Sakit ringan
seperti demam, flu, batuk, pilek, dan sebagainya kerap menghampiri
anak-anak. Dalam sebulan bisa dua kali ke dokter anak karena si kecil
jatuh sakit, cerita Yasmin, ibu rumahtangga di Depok, Jawa Barat.
Anak
Yasmin berusia empat tahun, tengah aktif-aktifnya. Kondisi itu tentu
saja memenga-ruhi urusan kocek keluarga Yasmin. Pengeluaran biaya
pengobatan tak jarang membuat arus kas keluarga Yasmin defisit besar.
Maklum, biaya dokter anak acapkali jauh lebih mahal ketimbang dokter
untuk pasien dewasa. Demikian pula, harga obat-obatannya.
Situasi
Yasmin mungkin banyak pula dialami para orangtua di luar sana, terutama
orangtua dari anak-anak yang berdaya tahan tubuh relatif rendah. Risiko
sakit pada anak nyatanya tidak lebih kecil daripada risiko sakit orang
dewasa.
Langkah pencegahan
Lantas, apa yang
harus dilakukan oleh para orangtua untuk mengantisipasi risiko-risiko
tersebut agar tetap bisa tertangani dan tak mengganggu kondisi kocek
keluarga?
Memperketat penjagaan kesehatan keluarga harus menjadi
agenda utama. Ini langkah preventif yang terbilang murah namun sangat
efektif. Misalnya, melalui pengaturan menu makanan yang sehat,
menggalakkan olahraga, menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah, dan
seterusnya. Sedang dalam perspektif pengelolaan keuangan, ada beberapa
pilihan langkah yang bisa Anda lakukan menghadapi risiko kesehatan anak.
Pertama,
memperbanyak porsi dana darurat. Untuk pasangan beranak satu, porsi
dana darurat yang ideal minimal sembilan kali pengeluaran bulanan. Jika
jumlah anak lebih dari satu, otomatis dana darurat yang harus Anda
siapkan juga harus lebih besar Continue Reading...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar