Perencanaan Keuangan
- Utang yang terus menumpuk hingga mencapai Rp 10 juta lebih, membuat
Made Jujur (50), warga Desa Tunjuk, Kabupaten Tabanan, Bali, kehilangan
akal sehat. Made Jujur nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung
diri di bawah jembatan. (sumber : Merdeka.com 1 Oktober 2014)
Gara-gara
istrinya terlilit utang, seorang pengusaha tempe di Kota Tasikmalaya,
nekat gantung diri di tempat pengolahan tempe miliknya, Senin (25/2)
pagi. (sumber : nusantara.rmol.co 25 Februari 2013)
Dua kejadian
di atas, sepertinya sudah cukup menggambarkan petaka yang diakibatkan
oleh utang.
Dan kalau sudah seperti ini kejadiannya, kita tidak bisa
lagi mengatakan utang hanyalah perkara sepele. Sebab dampaknya dahsyat
sekali. Tidak heran jika semua perencana keuangan, hingga tenaga medis
mengingatkan, jangan pernah main-main dengan utang.
Dilansir dari
laman Medicaldaily, utang dan kesehatan memiliki kaitan yang amat erat.
Terutama dengan kesehatan mental, yang menjadi ujung pangkal terjadinya
bunuh diri. Data dari Royal College of Psychiatrists menyatakan1 dari 2
orang yang terlilit hutang mengalami gangguan mental. Dan 1 dari 4 orang
yang mengalami gangguan mental, terlilit hutang.
Hal ini bisa
disimpulkan bahwa gangguan mental dan hutang begitu erat kaitannya.
Mereka bisa saling menjadi penyebab dan akibat. Hal itu karena hutang
membuat seseorang diliputi perasaan-perasaan yang tidak nyaman, seperti
rasa bersalah yang menimbulkan perasaan tertekan, bahkan putus asa Continue Reading...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar