Edukasi
- Beda masa, beda pula instrumen investasi yang menjadi primadona.
Selama bunga perbankan tinggi, cash is the king adalah prinsip para
pemodal. Instrumen yang mudah dicairkan, seperti deposito perbankan,
akan menjadi pilihan. Namun di masa bunga pinjaman sedang murah,
properti yang akan menjadi idaman.
Nah, saat ini ada banyak
instrumen investasi yang bisa dipilih. Di sektor riil, properti seperti
rumah dan apartemen bisa menjadi pilihan. Hasil investasi di properti
bisa berupa pertumbuhan harga ataupun pendapatan dari sewa.
Jenis
instrumen investasi yang berupa produk perbankan dan pasar finansial
lebih banyak lagi. Deposito, yang merupakan produk bank, bisa disebut
sebagai instrumen investasi yang klasik. Lalu, produk pasar finansial
bisa dibagi lagi menjadi produk ekuitas dan produk pasar uang. Contoh
yang pertama seperti saham dan waran. Sedang obligasi termasuk kelompok
kedua.
Ada pula reksadana, yang punya banyak wujud. Manajer
investasi, penerbit reksadana, bisa memutarkan dana yang dikumpulkannya
di satu instrumen saja atau lebih dari satu jenis produk.
Jika
ingin tidak terjeblos saat berinvestasi, jangan bermodal cap-cip-cup
kembang kuncup, saat memilih instrumen investasi. Kalau mengikuti
tahapan berinvestasi yang aman, Anda harus memilih instrumen yang sesuai
dengan tujuan investasi dan profil risiko pribadi. Jangka waktu
investasi pun patut menjadi pertimbangan.
Lukas Setia Atmadja,
pengajar investasi dan keuangan di Prasetiya Mulya, menambahkan, ada
empat poin yang juga bisa menjadi pegangan saat menimbang pilihan
instrumen investasi.
Pertama, melihat imbal hasil dari tiap
instrumen. Faktor ini patut diperhatikan karena bagaimana pun faktor ini
yang akan menentukan tujuan investasi kita tercapai atau tidak.
Biasanya, laju inflasi menjadi pembanding hasil investasi.
Maksudnya,
imbal hasil sebuah instrumen baru dinilai layak dipertimbangkan apabila
melampaui laju inflasi. Seleksi kedua yang bisa Anda lakukan saat
memilih instrumen investasi adalah melihat likuiditas dari masing-masing
instrumen. Sangat mungkin ada lebih dari satu instrumen investasi yang
menawarkan imbal hasil yang masuk dalam kategori incaran Anda. Dalam
situasi semacam itu, pilihlah instrumen yang unggul dari segi
likuiditas, alias yang paling mudah dicairkan menjadi uang.
Faktor
likuiditas ini yang menjadikan saham atau reksadana saham unggul
dibandingkan properti sebagai instrumen investasi di jangka menengah
–panjang. Pertimbangan likuiditas ini menjadi sangat penting lagi,
apabila kita berharap menikmati hasil investasi dalam waktu dekat Continue Reading...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar