Kaum perempuan kerap diidentikan dengan kegiatan berbelanja. Apalagi
ketika ada tawaran diskon. Identitas itu terasa tampak makin lekat saja.
Begitu pun dengan hasil kuis yang coba kami lakukan bersama penerbit
buku “Bentang Pustaka” melalui media sosial.
Kuis itu ingin mencari tahu: apa saja “dosa” belanja para perempuan.
Dari respons jawaban, sebenarnya terlihat bahwa para perempuan sadar
akan kesalahannya, yaitu berbelanja yang kurang terkontrol. Namun mereka
tetap tak kuasa menahan hasrat untuk tetap melakukan kesalahan yang
sama lagi ketika pilihan berbelanja sudah di depan mata.
Hal ini
sebenarnya disebabkan oleh kurangnya pengendalian emosi ketika
berbelanja. Tidak hanya perempuan, tetapi juga para pria bisa menjadi
impulsif dengan memberikan alasan seperti “kapan lagi bisa berbelanja
barang diskon?” atau “sekali-kali ngga apa-apa lah berbelanja, gak
sering ini”. Serta beragam alasan lainnya.
Keuangan dan emosi
sangat berkaitan erat. Ketika kita tidak mampu mengendalikan emosi dalam
melakukan pengeluaran, maka keuangan kita pun bisa menjadi berantakan.
Selama
ini perempuan selalu dikatakan sebagai Menteri Keuangan dalam rumah
tangga. Tetapi pengertian “penguasa keuangan” di sini kebanyakan
hanyalah sebatas membayar tagihan atas pengeluaran rumah tangga,
membayar kebutuhan anak dan lain sebagainya Continue Reading...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar