Jumat, 07 November 2014

Kesalahan yang Biasa Terjadi Pada Pelaku Bisnis

Setiap pagi ada saja bisnis baru yang bermunculan. Sebagiannya bahkan berhasil menarik perhatian (seperti startup ini yang dibeli seharga U$ 19miliar atau sekitar Rp 200triliun, sedangkan yang lain berjuang sebelum akhirnya mereka mati.

Faktanya, berdasarkan studi yang dilakukan oleh Shikhar Ghosh, Dosen Senior di Harvard Business School, menemukan bahwa lebih dari 2000 bisnis startup yang termasuk dalam studi ini, hampir 75% berakhir dengan kegagalan.

Dengan jumlah yang semakin  besar, bisa jadi bisnis anda yang akan berakhir selanjutnya.
Jika anda tidak ingin berakhir dengan kegagalan, hindari 7 kesalahan besar ini yang sering kali dilakukan oleh startup.

Tidak ada konsep yang bisa diuji coba
Anda pasti mencintai ide bisnis. Bahkan mungkin ibu anda berpikir bahwa anda adalah seorang yang jenius, seakan-akan anda ditakdirkan untuk menghasilkan uang miliaran rupiah, benar? Salah. Sebuah ide yang kelihatannya brilian mungkin tidak begitu brilian di mata customer potensial anda. Mungkin mereka tidak bisa melihat value dalam penawaran anda, penawaran anda dianggap sama saja dengan ratusan pesaing anda, bahkan lebih buruk; mereka berpikir produk/layanan anda tidak memenuhi apa yang mereka perlukan.


Semua informasi ini hanya datang ketika anda mengenyampingkan pendapat pribadi anda dan menguji konsep bisnis dengan target pasar anda. Anda bisa melibatkan konsultan professional untuk mengevaluasi konsep anda atau mengujinya sendiri dengan menawarkan pemakaian gratis  dan mudah digunakan seperti SurveyMonkey dan Qualtrics.

Perbaikan yang tiada henti
Lalu ada sekelompok orang dari dunia lain. Untuk mencegah kegagalan dengan cara apapun, mereka masuk ke dalam keadaan dengan kekhawatiran dan ketakutan yang berlebihan. Mereka adalah orang yang melakukan perbaikan secara terus-menerus pada produk/layanan dan menahan peluncuran produk mereka sampai mereka benar-benar puas. Masalahnya adalah mereka tidak akan pernah puas.
Jangan sampai anda masuk ke perangkap kesempurnaan ini. Tetapkan tanggal peluncuran yang jelas bagi bisnis anda dan segera luncurkan ketika anda yakin bahwa anda sudah menyelesaikan semua fitur dasar bisnis anda.

Melakukan terlalu banyak hal pada saat yang sama
Startup itu seperti bayi yang baru lahir – anda perlu memberinya makan, mengubahnya dan menangani mood-nya setiap hari. Walaupun sebagian besar ibu baru bisa bergantung ke ayah untuk mengurus bayi ini, masih banyak founder startup yang mencoba untuk menjadi ibu, ayah, nenek, dan kakek sekaligus.

Menurut Mashable dan Harvard Business School, 39% dari semua bisnis startup hanya memiliki satu founder.

Dengan jumlah tugas yang dibutuhkan dalam bisnis, delegasi itu penting bagi anda. Tetap pegang kontrol pada sebagian besar aspek bisnis anda, tapi berhentilah capek-capek mengurusi hal-hal kecil. Bawa partner, tim atau bahkan agency outsourced untuk memastikan bahwa anda tidak terhimpit beban sendirian dalam menjalankan bisnis Continue Reading...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar