Rabu, 12 November 2014

Rencana Keuangan di Masa Pensiun

Menghabiskan masa senja dikelilingi anak dan cucu mungkin menjadi harapan bagi sebagian besar orang kelak. Selain limpahan kasih sayang, tak adanya kendala dari sisi keuangan tentu akan membuat hati para lanjut usia (lansia) tenteram.

Namun kenyataan kadang tak selamanya manis. Banyak hal yang terkadang meleset dari harapan. Misalnya, anak-cucu sibuk dengan aktivitas masing-masing atau anak-cucu Anda tinggal di tempat yang jauh. Bisa juga hal ini menimpa Anda yang tak punya anak atau memutuskan hidup melajang. Sementara itu, Anda tetap harus berjuang supaya bisa bertahan hidup dari sisi finansial dan dari segi fisik.

Anda tentu mafhum, pada usia tertentu, seseorang berangsur-angsur bisa kehilangan kemampuan untuk melakukan hal-hal dasar, seperti berjalan dan mandi. Oleh karenanya, para perencana keuangan menyarankan agar Anda juga memasukkan biaya perawatan di usia lansia dalam daftar kebutuhan dana pensiun.

Lantas sejak kapan Anda mulai harus memikirkan pendanaan masa tua ini? Para perencana keuangan kompak menjawab sebaiknya sedini mungkin sejak Anda mulai mendapatkan penghasilan. Alasannya, makin dini Anda memulai, makin ringan cicilan dana masa tua Anda. Di samping itu, tempo yang panjang memungkinkan Anda lebih leluasa untuk memilih keranjang investasi.

Perencana keuangan dari Mitra Rencana Edukasi (MRE) Mike Rini Sutikno mengatakan, minimal dana yang mesti diinvestasikan adalah 10% dari total penghasilan dan idealnya 30%. Fungsi dana ini beragam, termasuk pendanaan untuk masa lansia. ??Soalnya alokasi Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jam-sostek) yang rata-rata 2%??5% dari gaji, menurut saya, tidak akan cukup,? kata Mike.


Jika diurutkan dari sisi prioritas pemenuhan kebutuhannya, perencana keuangan dari AFC Financial Check Up Lisa Soemarto mengatakan, dana hari tua berada pada urutan kelima bersama dengan kebutuhan pembelian rumah sebagai investasi. Sementara urutan pertama hingga keempat berturut-turut adalah arus kas yang positif, tidak ada utang konsumtif, terpenuhinya dana darurat, asuransi kesehatan plus asuransi jiwa jika ada orang yang bergantung pada penghasilan Anda.

Jika empat kebutuhan tersebut sudah terpenuhi, seseorang lebih leluasa merancang alokasi dana hari tuanya. Lisa mengatakan, umumnya, biaya kehidupan saat pensiun adalah 50%-75% dari biaya hidup saat masih aktif bekerja. Namun, besarnya biaya hidup masa pensiun ini memang tergantung dari gaya hidup yang Anda pilih. Ada pula yang biaya hidupnya justru lebih besar karena orang tersebut ingin menikmati hidupnya.

Pilihan perawatan
Nah, berkaitan dengan perencanaan perawatan dan penjagaan bagi para lansia setelah mereka mulai kehilangan kemampuan dasarnya, berikut ini ada beberapa pilihan yang mungkin bisa Anda pertimbangkan.

Membeli long term care insurance
Nama long term care insurance (LTC) mungkin masih terdengar asing di telinga Anda. Ini bisa dimaklumi karena produk asuransi ini memang sepertinya belum ditawarkan di Indonesia. Namun, perencana keuangan dari Shildt Financial Planner Risza Bambang berpendapat, produk ini sangat cocok menjawab kebutuhan akan perawatan dan penjagaan bagi seseorang yang sudah kehilangan kemampuan untuk melakukan hal-hal dasar seperti para lansia.

LTC sebenarnya tidak hanya ditujukan bagi para lansia tetapi bagi siapa pun yang sudah mulai kehilangan kemampuan untuk melakukan kegiatan dasar. Kegiatan dasar yang dimaksud, antara lain, makan, mandi, memakai baju, dan berjalan.??Kebutuhan seperti ini tentu tidak dikover oleh asuransi kesehatan atau asuransi penyakit kritis,? kata Risza Continue Reading...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar