Asuransi
- Sedia payung sebelum hujan. Pepatah klasik ini selalu menjadi analogi
umum yang disampaikan tenaga pemasaran asuransi maupun agen asuransi,
untuk memberikan gambaran kepada calon nasabah tentang pentingnya
berasuransi.
Anda tentu sudah hafal teknik tenaga pemasaran dan
agen asuransi yang selalu mengingatkan mengenai berbagai risiko tidak
terduga yang bakal ditemui di kemudian hari. Mulai dari risiko terpapar
penyakit, mengalami kecelakaan lalu lintas, cacat anggota badan, hingga
risiko kematian. Tak hanya itu, bayang-bayang pembengkakan biaya
pendidikan untuk anak di masa depan pun tak menjadi persoalan jika
mendapat perlindungan asuransi.
Sebenarnya, asuransi merupakan
produk janji untuk mengganti sebagian kerugian finansial terhadap risiko
yang terjadi secara tidak terduga pada pembeli produk asuransi (polis)
di kemudian hari. Tak hanya perlindungan terhadap jiwa, asuransi juga
memproteksi risiko atas harta benda yang dimiliki. Misalnya, risiko
kebakaran rumah atau kecelakaan di jalan raya yang membuat kendaraan
rusak parah.
Nah, agen dan tenaga pemasaran asuransi selalu
mengingatkan kepada kita semua untuk mengantisipasi risiko itu dengan
cara membeli produk asuransi. Untuk perlindungan jiwa, mereka menawarkan
berbagai produk mulai yang konvensional maupun syariah. Di dalamnya
terdapat berbagai jenis asuransi mulai kecelakaan, kesehatan, asuransi
jiwa, juga asuransi pendidikan.
Meski begitu, sebenarnya banyak
orang yang enggan mengalokasikan sebagian penghasilannya untuk membeli
produk asuransi. Golongan orang-orang ini merasa membeli potensi risiko
di masa depan yang belum tentu bakal terjadi merupakan aktivitas
membuang uang secara percuma. Toh, kalau risiko itu ternyata tidak
terjadi, uang yang ditanam di produk tersebut akan hangus.
Nah,
sebelum memutuskan apakah Anda perlu membeli produk asuransi atau tidak,
atau memilih produk asuransi yang sesuai dengan kebutuhan, sebaiknya
Anda dan keluarga membuat kalkulasi. Silakan menyusun daftar berbagai
risiko yang mungkin menimpa diri, anggota keluarga, dan harta benda,
sehingga mendapat jaminan asuransi.
Perencana keuangan Shildt
Financial Planning Risza Bambang menyatakan, setidaknya ada beberapa
risiko yang mungkin terjadi dalam kehidupan ini. Pertama, risiko
kematian suami atau istri yang bisa berdampak negatif secara finansial
bagi anak. Terutama menyangkut kelangsungan hidup mereka, maupun untuk
mewujudkan keinginannya.
Kedua, risiko sakit, kecelakaan, cacat
tetap, hingga terserang penyakit kritis, yang mungkin terjadi kepada
suami atau istri. Kondisi ini secara finansial bisa menggerus dana atau
pendapatan keluarga. Maklum, biaya pengobatan dan perawatan terhitung
cukup mahal.
Tak hanya itu, risiko ini juga langsung berdampak
terhadap terganggunya penghasilan keluarga lantaran suami atau istri
tidak bisa bekerja lagi dengan normal. Efek lanjutannya, masa depan anak
dan kelangsungan hidup keluarga terganggu.
Ketiga, risiko
kehilangan pekerjaan karena faktor internal, seperti kinerja si suami
atau istri. Risiko ini juga bisa akibat faktor eksternal, seperti
pemutusan hubungan kerja (PHK) karena terjadinya krisis ekonomi atau
perusahaan bangkrut. Kondisi ini pasti akan mengganggu rencana keluarga
untuk membeli rumah dan mewujudkan impian lain Continue Reading...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar